JARINGAN SARAF
TIRUAN
1.1. Jaringan Saraf Biologi
Otak manusia tersusun atas sel-sel saraf atau neuron-neuron yang membentuk jaringan. Sekumpulan neuron (saraf) yang saling terhubung ini
berfungsi untuk memberikan sebuah tanggapan atas sebuah rangsangan yang
mengenainya. Setiap rangsangan memiliki tanggapan-tanggapan tersendiri dari
sebuah neuron tersebut terhadap jenis
rangsangan yang mengenainya.
Sebuah neuron memiliki 3 tipe
komponen yaitu dendrit (bagian yang
menerima rangsang dari axon), soma (badan
sel saraf) dan axon (bagian sel yang
berhubungan dengan dendrit sel saraf
lain dan membentuk simpul yang disebut sinapsis). Dendrit dapat menerima banyak sinyal dari neuron lain. Sinyal adalah impuls listrik yang dipancarkan
menyebrangi celah sinapsis yang disebabkan proses kimia. Tindakan dari pancaran
proses kimia mengubah sinyal yang datang (secara khas, dengan penskalaan
frekuensi sinyal yang diterima). Proses tersebut sama dengan sifat bobot dalam
jaringan saraf tiruan [6].
Soma, atau badan sel menjumlahkan
sinyal yang datang. Ketika masukan cukup diterima, sel menjadi aktif, saat
itulah sel mengirimkan sinyal melaui axonnya
ke sel lain. Kejadian ini menimbulkananggapan bahwa setiap sel saraf berada
dalam keadaan aktif atau tidak aktif, pada setiap satuan waktu. Sehingga
pengiriman sinyal dikenali sebagai kode biner. Kenyataannya, frekuensi dari
keadaan aktif bervariasi, sesuai dengan kekuatan sinyal yakni kuat atau lemah
magnitudenya. Pencocokan dengan kode biner ini dilakukan untuk menentukan tahap-tahap
dalam tiap waktu diskrit dan menjumlahkan semua aktivitas (sinyal diterima atau
dikirim) pada tahap tertentu berdasarkan satuan waktu.
Transmisi sinyal dari neuron
tertentu disempurnakan dengan hasil kerja energi potensial neuron yang disebabkan perbedaan konsentrasi ion-ion dari setiap
sisi sarung pelindung axon neuron
(sumsum otak manusia). Ion-ion kebanyakan secara langsung melibatkan zat-zat
potassium, sodium dan klorida.
Beberapa fitur penting
proses elemen dari jaringan saraf tiruan yang berasal dari cara kerja jaringan
saraf biologi [6]:
a. Elemen pemroses menerima beberapa sinyal.
b. Sinyal memungkinkan dimodifikasi oleh bobot pada sinapsis penerima.
c. Elemen pemroses menjumlahkan
bobot input.
d. Dalam lingkungan yang sesuai (jumlah input yang sesuai), neuron
mengirimkan output tunggal.
e. Output dari neuron khusus memungkinkan dipindahkan
ke beberapa neuron lain (melalui
cabang axon).
Beberapa fitur jaringan saraf tiruan yang dipelajari dari neuron biologi[6] :
a. Pemrosesan informasi bersifat lokal (meskipun cara
berbeda dalam proses transmisi, seperti aksi beberapa hormon, memungkinkan penganjuran
cara control proses yang bersifat keseluruhan).
b. Memori terdistribusi :
1. Memori yang berjangka panjang berada dalam
sinapsis neuron atau bobot.
2. Memori jangka pendek merespon sinyal kiriman oleh neuron.
c. Kekuatan sinapsis dapat dimodifikasi oleh pengalaman.
d. Neuron
pengirim untuk sinapsis mungkin bersifat pengeksitasi atau penghambat.
Karakteristik penting lain
jaringan saraf tiruan yang merupakan bagian dari sistem saraf biologi adalah
toleransi kesalahan/kekurangan data. Sistem saraf biologi memiliki toleransi
kesalahan dalam 2 aspek [6] :
a.
Dapat mengenali banyak input sinyal yang beberapa
diantaranya berbeda dengan yang pernah dikenali sebelumnya. Sebagai contoh
kemampuan manusia untuk mengenali seseorang dari suatu gambaran atau mengenali
seseorang setelah periode yang lama.
b.Dapat menerima kerusakan ke dalam
sistem saraf itu sendiri.
Manusia memiliki lebih dari 100 trilyun neuron. Kebanyakan diantaranya berada di
otak. Jika terjadi kerusakan pada salah satu bagian, maka akan memungkinkan
bagian lain akan menjalankan fungsi dari
neuron yang rusak [6]. Adapun perbandingan kedua jaringan tersebut dapat
dilihat pada gambar 1.1 dan gambar 1.2. Next >>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar